Beranda | Artikel
Tata Cara Shalat Gerhana Secara Ringkas dan Cukup Jelas
Selasa, 8 November 2022

Gerhana itu di antara tanda kuasa Allah. Bagaimana tata cara shalat gerhana yang ringkas dan jelas? Berikut bahasannya.

 

 

Seputar Shalat Gerhana

  1. Hukum shalat gerhana (shalat kusuf untuk gerhana matahari dan shalat khusuf untuk gerhana bulan) adalah SUNNAH MU’AKKAD.
  2. Hukum shalat ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan, musafir, mukim, merdeka, maupun budak.
  3. Jumlah rakaat shalat gerhana adalah dua rakaat di mana ketika takbiratul ihram berniat dengan niat shalat kusuf atau khusuf.

 

Tiga Cara Shalat Gerhana

Pertama: Paling ringan (aqolluha), dikerjakan dua rakaat seperti dua rakaat sunnah Shubuh atau Zhuhur,

Kedua: Pertengahan (adnal kamaal), dikerjakan dua rakaat dengan tiap rakaat ada dua kali rukuk dan dua kali berdiri, sifatnya tidak lama, membaca surah dan membaca tasbih sama dengan dua rakaat sunnah Shubuh,

Ketiga: Paling lama (a’laal kamaal), dikerjakan dua rakaat dengan tiap rakaat ada dua kali rukuk dan dua kali berdiri, dengan memperpanjang (memperlama shalat) dalam bacaan surah dan bacaan tasbih, di mana:

  • berdiri pertama membaca surah Al-Baqarah, berdiri kedua membaca 200 ayat, berdiri ketiga membaca 150 ayat, dan berdiri keempat membaca 100 ayat,
  • lalu jumlah tasbih pada rukuk pertama seperti lamanya membaca 100 ayat dari surah Al-Baqarah, rukuk kedua seperti lamanya membaca 80 ayat dari surah Al-Baqarah, rukuk ketiga seperti lamanya membaca 70 ayat dari surah Al-Baqarah, rukuk keempat seperti lamanya membaca 50 ayat dari surah Al-Baqarah,
  • lalu sujud diperlama seperti lamanya rukuk sebelumnya, maka sujud pertama kadarnya seperti lamanya membaca 100 ayat seperti rukuk pertama, sujud kedua kadarnya seperti lamanya membaca 80 ayat, sujud ketiga kadarnya seperti lamanya membaca 70 ayat, dan sujud keempat seperti lamanya membaca 50 ayat.

Catatan: Iktidal dan duduk antara dua sujud tidak diperlama.

 

Tata Cara Shalat Gerhana

  1. Takbiratul ihram berbarengan dengan niat shalat kusuf atau khusuf.
  2. Membaca doa iftitah.
  3. Membaca ta’awudz.
  4. Membaca surah Al-Fatihah.
  5. Membaca surah Al-Baqarah.
  6. Rukuk (pertama) lamanya seperti membaca 100 ayat.
  7. Bangkit dari rukuk, kemudian membaca ta’awudz, lalu membaca surah Al-Fatihah.
  8. Membaca surah 200 ayat.
  9. Rukuk (kedua) lamanya seperti membaca 80 ayat.
  10. Iktidal (tidak lama).
  11. Sujud (pertama) lamanya seperti membaca 100 ayat.
  12. Duduk antara dua sujud (tidak lama).
  13. Sujud (kedua) lamanya seperti membaca 80 ayat.
  14. Bangkit ke rakaat kedua, membaca ta’awudz, surah Al-Fatihah.
  15. Membaca surah 150 ayat.
  16. Rukuk (ketiga) lamanya seperti membaca 70 ayat.
  17. Bangkit dari rukuk, kemudian membaca ta’awudz, lalu membaca surah Al-Fatihah.
  18. Membaca surah 100 ayat.
  19. Rukuk (keempat) lamanya seperti membaca 50 ayat.
  20. Iktidal (tidak lama).
  21. Sujud (ketiga) lamanya seperti membaca 70 ayat.
  22. Duduk antara dua sujud (tidak lama).
  23. Sujud (keempat) lamanya seperti membaca 50 ayat.
  24. Tahiyat akhir dan shalawat.
  25. Salam.

 

Baca juga: Panduan Shalat Gerhana Lengkap dengan Dalil 

 

Catatan:

  • Untuk shalat gerhana matahari, bacaan surah dengan sirr (cukup didengar oleh orang yang shalat) kecuali matahari tenggelam dan masih shalat, maka dilanjutkan bacaan surah dengan jahr.
  • Untuk shalat gerhana bulan, bacaan surah dengan jahr (lebih dari didengar oleh orang yang shalat) kecuali matahari telah terbit dan masih shalat, maka dilanjutkan bacaan surah dengan sirr.
  • Shalat gerhana dianggap telah terlewatkan ketika gerhana telah usai yaitu dengan lepasnya lingkaran matahari atau bulan.
  • Ketika gerhana telah usai, tetapi shalat gerhana masih berlangsung, shalat tersebut dilanjutkan hingga sempurna.
  • Setelah shalat gerhana disunnahkan mengadakan khutbah dengan dua kali khutbah sama seperti shalat Id (shalat hari raya) dengan memenuhi rukun, syarat, dan sunnahnya. Namun, shalat gerhana ini tidak didahului dengan ucapan takbir (tidak seperti shalat Id) karena tidak ada riwayat mengenai ucapan takbir ini dalam shalat gerhana.
  • Isi khutbah gerhana adalah memotivasi untuk bertaubat dan berbuat baik.

 

Referensi:

  • Mu’nis Al-Jaliis bi Syarh Al-Yaquut An-Nafiis li Al-‘Allaamah Ahmad bin ‘Umar Asy-Syathiri. Cetakan pertama, Tahun 1442 H. Syaikh Musthafa bin Ahmad bin ‘Abdin Nabi Abu Hamzah Asy-Syafi’i. Penerbit Daar Adh-Dhiyaa’. 1:246-248.

 

Baca juga:

 

Semoga menjadi catatan ilmu yang manfaat.

 

Disusun saat perjalanan Panggang – Jogja, 13 Rabiul Akhir 1444 H, 8 November 2022

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com


Artikel asli: https://rumaysho.com/35087-tata-cara-shalat-gerhana-secara-ringkas-dan-cukup-jelas.html